Bahaya Mouse Wireless

Bahaya Mouse Wireless

Wireless mouse dikenal sangat membantu pengguna PC atau laptop yang enggan memakai perangkat berkabel. Namun, di balik itu ada bahaya yang dapat mengancam keamanan penggunanya.


Peneliti dari perusahaan keamanan Bastille baru-baru ini menemukan ancaman tersebut. Marc Newlin dan Balint Seeber menuturkan wireless mouse dari perusahaan HP, Lenovo, Amazon, dan Dell menggunakan sinyal tak terenkripsi untuk berhubungan dengan komputer. Celah inilah yang dapat dimanfaatkan hacker (peretas) untuk menyusup ke perangkat korban.

Menurut dia, serangan tadi secara tak langsung telah membuat penyerang seolah-olah berada langsung di perangkat korban.

Selain itu, untuk menjalankan aksinya, si penyerang tak memerlukan perangkat canggih.

Hacker hanya perlu menggunakan antena, cip nirkabel yang disebut dongle, serta deretan kode untuk menipu cip nirkabel yang terhubung dengan perangkat korban.
.
"Jadi, penyerang dapat mengirim data ke dongle dan berpura-pura menjadi mouse. Namun sebenarnya serangan itu berwujud keyboard dan meminta korban untuk menulis sesuatu," kata Newlin menambahkan.

Nantinya, setelah korban menulis kira-kira seribu kata dalam satu menit, hacker dapat langsung mengakses perangkat korban.

CTO Bastille Chris Rouland memaparkan perusahaan teknologi sebaiknya mulai memikirkan kembali celah pada keamanan.
Puisi yang Dibikin oleh AI?

Puisi yang Dibikin oleh AI?

Seni dan budaya merupakan bagian penting dari sebuah perkembangan masyarakat di negara manapun. Bidang tersebut saat ini sedang dirambah oleh Google dalam peningkatan teknologinya.

Poemportraits

Dilansir dari laman Android Pit, Sabtu (4/5/2019) bahkan raksasa teknologi asal Amerika tersebut telah meluncurkan aplikasi untuk menyusun puisi menggunakan kecerdasan buatan yang dinamai Poemportraits.

Aplikasi ini dikembangkan oleh penulis kode Ross Goodwin dan artis Es Devlin. Ide itu terwujud tahun lalu, awalnya sebagai karya seni interaktif yang dipamerkan di London. Pada dasarnya, aplikasi ini menggabungkan kecerdasan buatan dengan puisi untuk memproyeksikan puisi yang ditulis di wajah pengguna.

Untuk menghasilkan puisi, aplikasi meminta pengguna untuk memasukkan kata, yang pada gilirannya akan menjadi inspirasi untuk teks yang ditulis oleh AI. Semua puisi yang ditulis akan menjadi bagian dari puisi kolektif. Untuk melakukan ini, AI belajar dengan menggunakan lebih dari 20 juta contoh dari puisi abad ke-19. Dalam praktiknya, kombinasi teks dan gambar menyerupai filter Instagram.
Gadis Kecil yang Jago Coding

Gadis Kecil yang Jago Coding


Samaira Mehta mungkin seperti anak-anak berusia 10 tahun pada umumnya. Lewat akun Instagram, kita bisa melihat kegiatannya sehari-hari seperti berjualan minuman limun, berenang, hingga menari.

Namun demikian, ada hal menarik dari Mehta. Gadis yang jago coding ini ternyata merupakan founder sekaligus penemu dari CoderBunnyz.

CoderBunnyz merupakan sebuah board game yang mengajarkan para pemainnya, yakni anak usia 4 tahun ke atas tentang konsep coding program.

Lewat gim ini, anak diminta untuk mengarahkan kelinci untuk makan wortel. Namun, untuk makan wortel mereka diajak berpikir, dalam hal ini membuat code yang bisa melancarkan jalan si kelinci sampai ke tujuan.

Dia menambahkan, dalam gim ini anak diajarkan konsep mendasar coding seperti pengurutan, persyaratan konsep loop, fungsi, stack, antrean, daftar, dan lain-lain.

Mehta mengatakan, dirinya mulai mengkonseptualisasi game board tersebut saat usia 7 tahun. Itu dilakukan ketika sang ayah yang merupakan engineer mengajarkannya cara untuk meng-coding.

Seiring dengan upayanya meng-coding, dia memperhatikan ada celah di pasar untuk produk yang membantu anak-anak belajar programming computer.

Dia mulai dengan membuat sketsa gim tersebut. Kemudian dengan bantuan keluarganya, Mehta terhubung dengan desainer grafis dan produsen gim di Tiongkok dan Selandia Baru. Setelah bertukar email, Mehta memilih produk yang menurutnya tepat.

Setelah membesut gim CoderBunnyz, Mehta juga membuat gim keduanya yang bernama CoderMindz. Gim ini merupakan board game yang mengajarkan anak tentang konsep kecerdasan buatan melalui bahasa pemrograman Java.

Dia menambahkan, jika anak-anak ingin belajar coding sekarang, nanti saat dewasa mereka bisa menjadikan coding (engineer) sebagai kesempatan untuk berkarier.

Sejauh ini, dia telah membukukan pendapatan USD 200 ribu (setara Rp 2,8 miliar) sejak April 2018 dan menjual 6.000 board game CoderBunyz. Mehta pun kembali menginvestasikan uangnya untuk gim, menabung untuk kuliah, dan mendonasikan sisanya.
Now, Github Private is Free!

Now, Github Private is Free!

Sumber Gambar : www.cnet.com
Jika kamu adalah seorang pengguna Github, minggu ini adalah minggu yang baik. Sebenarnya, Github ini adalah sebuah layanan Git yang gratis, cuman ya itu dia, yang namanya gratis tentu ada kekurangannya, salah satunya adalah repository kita bersifat publik, alias bisa diketahui oleh semua orang. Kita harus membayar beberapa dollar untuk bisa membuat sebuah repository private/repository pribadi.

Semua berubah ketika negara api menyerang! Enggak sob enggak. Semua berubah ketika Github diakuisisi Microsoft beberapa bulan lalu. Awalnya, ane sendiri sebagai pengguna Github, bakalan kecewa kalo Github diakuisisi Microsoft. Ternyata eh ternyata, ada kabar baik. Mungkin gara-gara pengaruh Github diakuisisi Microsoft, pembuatan private repository menjadi gratis sob, tentunya syarat dan ketentuan berlaku hehe . . .

Pembuatan private repository di Github ini memiliki batasan, yaitu kita hanya bisa collab dengan maksimal 3 collaborator saja. Walaupun demikian, menurut ane sendiri ini merupakan suatu perubahan besar, yang mana sebelumnya untuk membuat sebuah private repository kita perlu bayar dulu, sekarang mah ENGGAK! Hahahahaha *Ketawa jahat!

Selain itu, berbarengan dengan kemerdekaan private repository ini, Github juga mengganti nama Github Developer Suite menjadi ‘Github Pro’. Perusahaan tersebut mengatakan kalo hal ini dilakukan untuk membantu developer mengidentifikasi tools-tools yang mereka butuhkan.

Well, sukses terus untuk Github dan terus berinovasi, semoga aja tahun depan bisa lebih ditingkatin kegratisannya!

Smile to Pay

Smile to Pay

Dalam hal pembayaran, China semakin bertambah baik, terutama untuk pembayaran digital nih sob. Lompatan terbaru mereka ialah 'Facial Recognition Technology' atau teknologi untuk mengenali wajah, yang nantinya si customer akan bisa bayar belanjaan hanya dengan senyuman.

Smile to Pay

Anak perusahaan Alibaba, Ant Financial meluncurkan layanan 'Smile to Pay' di Hangzhou, dan KFC merupakan bisnis yang menjadi trial untuk teknologi ini.

Seperti video yang Ant tunjukan dibawah, proses pembayaran tidak memerlukan sebuah smartphone, dengan asumsi bahwa pengguna sudah mendaftar untuk aplikasi Alipay dan mengaktifkan facial recognition. Sebuah kamera 3D nantinya akan memindai wajah customer untuk memverifikasi identitas mereka, sementara itu terdapat pilihan verifikasi nomor hp juga nih untuk keamanan tambahan.



Gimana sob? Keren gak nih? Itulah dia salah satu teknologi keren zaman now, facial recognition. Menurutmu gimana sob? Coret di kolom komentar ya!